Halo Inkomers, masa-masa di sekolah adalah masa dimana kita hidup sebagai orang yang diwajibkan untuk menimba ilmu. Semua itu demi kelangsungan hidup kita sendiri di masa yang akan datang. Emang sih untuk belajar dan menghapal pelajaran itu butuh niat dari diri kita sendiri. Makanya kita bisa jumpai anak yang pinter sama anak yang kurang pinter.
Banyak persepsi orang bilang kalo gak pinter mereka cenderung tukang nyontek. Apa udah jadi budaya hidup dengan kelicikan atau menyontek?
Nyontek adalah tindakan licik, kejahatan, pembajakan, atau juga plagiatan. Perbuatan ini sering kita jumpai dimana pun kita berada. Contoh seperti di sekolah jika dalam seperti UTN, UAS, atau UTS. Bisa juga didalam dunia perfilman. Seperti menjiplak karya film luar yang di recycle dengan mencantumkan nama sendiri. Sifat ini dari dulu sampe sekarang belum juga punah. Entah kenapa di negara kita ini sifat itu hampir melekat pada semua orang. Mau dia orang kecil bahkan sampai orang yang mampu dan berpendidikan mereka terkadang memilih jalan pintas yang namanya nyontek.
Mencontek di kalangan murid sekolahan kerap terjadi. Dari cara-cara yang kuno seperti menulis catatan di meja, papan tulis, tangan, kertas kecil, di paha, bahkan merelakan seragam untuk diisi tulisan catatan. Selain membuat catatan-catatan kecil di bermacam tempat, mereka pun ada yang melihat langsung dari sumbernya alias buku cetak atau catatan keseharian. Banyak cara yang mereka lakukan untuk menyembunyikan buku mereka agar tidak ketauan guru. Seperti disimpan di laci meja, di dalem baju, di kolong meja, di kursi, (di duduki) dan yang paling parah itu disimpan di wc sekolah. Tidak hanya 1 atau 2 orang saja yang menyimpan buku di wc, tapi hampir semua, murid bandek menyimpannya disana. Udah kayak perpus aja tuh wc!
Waktu pun bergulir dan pergantian tahun demi tahun membuat segala perkembangan di dunia lebih maju. Seperti kita ketahui teknologi jaman sekarang yang sangat luar biasa membantu kita. Tapi sayangnya hal ini dipakai juga untuk kelicikan. Ditengah ketatnya persaingan ujian, justru teknologilah yang membantu kelangsungan kelicikan siswa untuk menyontek. Hand phone-lah yang mereka pakai. Dari mulai sms-an, chatting via bluetooth, dan memotret catatan lewat kamera yang tersedia di HP. Itu sangat memudahkan siswa untuk bermain curang.
Sebenarnya semua hal seperti ini guru-guru udah pada tau. ‘Gak percuma guru udah ngajar sekian ribu siswa untuk belajar dan pasti mengetahui tindakan-tindakan murid yang mencurigakan. Jadi intinya semua hal menyontek itu percuma aja. Lebih baik kamu semua belajar yang bener jujur. Dan itu semua baik untuk kalian kedepannya. ‘Gak bangetlah nyontek, itukan hasil orang lain. Apakah kalian bangga dengan hasil orang lain?
(Arsip Inkom)
Komentar