Munculnya virus varian omicron hasil mutasi dari virus sebelumnya yaitu virus COVID-19 yang telah tersebar ke seluruh dunia membuat para pemerintah memaksa untuk merevisi strategi nasional masing-masing dalam menghadapi pandemi. Kementerian Kesehatan RI dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan temuan kasus pertama COVID-19 varian B.1.1.529 atau Omicron sebagai variant of concern atau VoC berasal dari negara Afrika Selatan pada 24 November 2021. Varian Omicron mengagetkan banyak orang karena berkembang dalam tubuh seseorang yang sistem kekebalannya yang lemah. Orang yang tinggal di kawasan sub-Sahara Afrika itu diduga mengidap HIV dan tidak menjalani pengobatan. Setelah berkembang dalam tubuh orang itu, Omicron kemudian menyebar ke lebih dari 40 negara. Meski setidaknya terdapat dua penjelasan lain yang kemunculan varian ini, hipotesis tentang mutasi dalam tubuh satu orang tadi didukung dalam komunitas ilmiah
Perlu untuk diketahui VoC adalah varian virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan dan kematian, serta dapat memengaruhi efektivitas vaksin Covid-19. Meski terlihat mirip, gejala varian Omicron tampaknya sedikit berbeda dengan varian lainnya
Lantas apa kata pakar soal ini? Bagaimana publik harus menyikapi adanya varian Omicron ini?
Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, juga mengatakan bahwa hingga kini para peneliti masih belum memastikan seberapa ganas varian baru ini.
“Jujur, kami belum mengetahui apakah itu lebih buruk dari delta atau tidak. Ini membuat kami sangat sulit untuk menyampaikannya kepada publik. Di satu sisi, kami tidak ingin membuat orang panik, tapi di sisi lain kami tidak ingin memiliki masalah yang berpotensi besar. Jadi, Anda harus bersiap untuk yang terburuk sekalipun, kata Fauci.
meskipun terdapat beberapa laporan sementara yang menunjukkan bahwa varian Omicron lebih menular daripada varian lainnya, tetapi menurut laporan mingguan WHO terakhir (14/12) belum dapat disimpulkan bahwa SARS-CoV-2 varian Omicron lebih mudah ditularkan
Prof. dr. Tri Wibawa, Ph.D, Sp.MK., mengatakan meskipun terdapat beberapa laporan sementara yang menunjukkan bahwa varian Omicron lebih menular daripada varian lainnya, tetapi menurut laporan mingguan WHO terakhir (14/12) belum dapat disimpulkan bahwa SARS-CoV-2 varian Omicron lebih mudah ditularkan.
Belum bisa disimpulkan Omicron lebih menular dibanding varian yang lain karena belum ada bukti langsung tentang hal itu,” ujar Tri Wibawa, di FKKMK UGM.
Oleh karena itu, kata Tri, pemberian vaksin booster penting untuk dilakukan. Menurutnya, secara umum imunitas seseorang dapat menurun setelah beberapa waktu pasca infeksi natural maupun vaksinasi COVID-19.
Selain itu, dengan pemberian booster diharapkan dapat meningkatkan kembali efikasi vaksin yang telah dilakukan, sekaligus dalam rangka menghadapi infeksi varian omicron.
Tri Wibawa berharap kewaspadaan semua pihak untuk mengurangi penularan. Terlebih di saat menjelang Natal dan Tahun Baru untuk menghindari bepergian ke daerah yang banyak ditemukan varian Omicron.
Lebih dari itu, diharapkan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin, yaitu mengurangi mobilitas, jaga jarak, hindari kerumunan, gunakan masker, dan sering cuci tangan.
Kita berharap masyarakat tetap waspada dengan menerapkan protokol kesehatan dengan optimal dan vaksinasi merupakan upaya yang bermanfaat untuk meningkatkan imunitas terhadap varian Omicron,” tuturnya
Di Kota Cimahi, Virus Covid Omicron sudah menular pada Seseorang melalui transmisi lokal, Pemerintah langsung bertindak mengkarantina orang yang terjangkit virus omicron tersebut di RS Mitra Kasih, Kota Cimahi.
Selain karantina terhadap orang yang terjangkit covid omicron, Pemerintah Kota Cimahi juga melakukan tracking dan meminta kepada seluruh Warga Cimahi untuk waspada serta tetap menerapkan protokol 5M yang sudah dilaksanakan dari awal new normal.
Komentar